Sejuta Suka di Pramuka
Rabu, 04 Agustus 2010
, Posted by SMAN 1 Sumenep at 23.52
Pada tanggal 24 sampai 25 oktober 2009 Praja Muda Karana (Pramuka) SMA Negeri 1 Sumenep mengadakan kegiatan PERSAMI atau perkemahan sabtu minggu. Persami kali ini bersifat terbuka, pesertanya tidak hanya dari anggota pramuka saja, tapi ada juga yang bukan anggota pramuka. Kegiatan persami dimulai dengan upacara pembukaan, materi kegiatan ,diskusi, acara malam, penjelajahan dan dipungkasi dengan upacara penutupan.
Upacara pembukaan dilaksankan pukul 16.00 WIB di lapangan basket SMANSA dengan Kakak Syafiuddin sebagai Pembina. Selasai upacara seluruh peserta PERSAMI berkumpul di depan musholla. Kakak- kakak panitia membagi seluruh peserta menjadi lima kelompok dan ditentukan kakak pendampingnya. Oleh panitia setiap kelompok diberi tugas mendiskusikan dan mempersiapkan pentas seni untuk di suguhkan di acara Api Unggun pada malam harinya.
Matahari hampir terbenam di ufuk barat, semua dipersiapkan untuk sholat maghrib di teruskan sholat Isya` berjama’ah. Waktu yang paling ditunggu datang saat pembagian konsumsi untuk makan malam. Selanjutnya peserta berkumpul di kelas XII–S2 untuk mendapatkan materi ke pramukaan dari “Kak Arman” anggota DKR Kota Sumenep. Sebagai pengurus DKR, Kak Arman sudah banyak makan garam di dunia pramuka. Peserta kemah PERSAMI mendapatkan banyak hal dalam dunia kepramukaan diantaranya arti tepuk pramuka dan tentang tekpram (teknik ke pramukaan). Diakhir kegiatan materi tersebut peserta merasa senang karena telah mendapatkan banyak pengetahuan yang sebelumnya tidak tahu. Dari pemaparan materi kepramukaan peserta semakin tertarik dan muncul rasa kebanggan sebagai anggota Prajamuda Karana SMAN 1 Sumenep.
Sesi pemberian materi selesai, Kak Arman menugaskan peserta berdasarkan kelompok untuk berdiskusi. Peserta mendiskusikan tentang perihal membangun dunia kembali setelah masa kehancuran akibat dari perang nuklir. Dalam lembar diskusi disediakan opsi-opsi tentang figur yang layak dan dibutuhkan untuk membangun kembali dunia yang hancur. Setiap kelompok mendiskusikan terlebih dahulu di internal sebelum dipresentasikan di hadapan kelompok lain. Selesai diskusi internal, setiap kelompok secara bergiliran maju mempertanggungjawabkan hasil berfikirnya dengan kelompoknya sendiri. Disinilah kemampuan berfikir dan kemampuan diplomasi peserta diuji. Setiap kelompok melalui juru bicaranya dan dibantu oleh lainnya mengemukakan pendapat dan alasannya mempertahankan pendapatnya. Diskusi berlangsung seru, ditambah dengan perbedaan dan penyanggahan pendapat dari masing-masing anggota kelompok. Ditengah seru-serunya diskusi tiba-tiba Kak Arman memotong dan berkata bahwa ternyata masalah yang dia angkat diatas kertas diskusi adalah bohong. Kegiatan ini pada dasrnya untuk merangsang peserta berpikir, karena banyak peserta yang menggeleng-gelengkan kepala pertanda mengantuk. Sekalipun peserta sedikit stress dengan permasalahan dalam diskusi, mereka puas karena dapat menyelesaikan tugas-tugas diskusi tersebut dengan baik. Mereka senang karena berhasil memecahkan suatu masalah yang rumit.
Kini tiba saat yang di tunggu oleh semua, yaitu kegiatan api unggun. Seluruh peserta mengerubungi api unggun, kemudian dengan sendirinya membuat lingkaran hidup. Ditengah kobar api unggun setiap kelompok tampil diPensi dimulai dari nomor 2 yang menamp ajang pensi (pentas seni). Peserta menyuguhkan kreatifitas berupa drama, berpuisi, juga menyanyi. Tepuk pramuka menggemuruh, bernyanyi mengelilingi api unggun sambil berpegang tangan erat agar tidak lepas. Api unggun dan pensi memunculkan atmosfer berbeda dengan acara lainnya. Peserta merasakan kebersamaan yang begitu dalam dan kehangatan antar insan pramuka yang masih berstatus pelajar satu almamater. Kebersamaan dan kehangatan seperti ini jarang mereka dapatkan, dan tidak akan mereka temukan di acara lainnya. Kebersamaan dan kehangatan semakin erat terjalin, perbedaan satu dengan lain hilang berganti persamaan. Permusuhan dan api kebencian yang terkadang menyelinap dalam diri musnah terbakar bersama bara dan asap api unggun. Kini api unggun tinggal bara, asap api hilang ditelan angin malam, sementara dingin menyelimuti peserta Persami pergi menuju pembaringan. Semua lelap ditelan mimpi malam.
Pukul 02.00 dini hari tiba-tiba terdengar suara kakak panitia meminta peserta bangun dari mimpi. Seluruh peserta bergegas bangun segera menyambar pakaian pramuka masing-masing. Oleh kakak panitia dibimbing berkumpul di depan ruang guru kemudian dipersilahkan duduk. Dapat terbaca diwajah peserta mereka sudah menerka yang akan terjadi. Aroma angker kemenyan dan bunga khas kuburan menyerang hidung, tak lupa minyak nyong nyong ikut-ikutan bercampur. Suasana mencekam, bulu kuduk peserta berdiri. Semua merasa takut bahkan ada yang menangis.
Peserta diperintahkan berjalan melewati samping kelas XII sosial dan melewati dekat gedung laboratorium komputer. Didepan kelas X-5 ada kakak panitia yang menjadi pocong-pocongan. setelah sampai di depan lab kimia, disana telah menunggu kakak panitia yang berjaga. Salah satu kakak menutupi mata peserta dengan hasduk kemudian mengatkan bahwa kami akan dibawa ke kelas XII IPA-4 dan XII IPA-3. Ternyata itu hanyalah kebohongan, peserta hanya duduk di depan mushalla. Dalam hening malam Kak Arman muncul berbicara kepada semua peserta. Ditemani desir angin dan sunyi malam peserta menghayati satu demi satu kata-kata Kak Arman sebagai nasehat bijak dalam kehidupan. Saking terbawa oleh rasa haru, diantara peserta ada yang menitikkan air mata.
Setelah menunaikan ibadah sholat subuh, pukul 05.00 WIB peserta berkumpul di lapangan basket untuk penjelajahan. Sebelumnya setiap kelompok diwajibkan memilki yel-yel. Masing-masing kelompok disuruh membuat yel-yel dalam waktu hanya 5 menit.
Siap dengan yel-yel yang dimilki, semua peserta berdasarkan kelompoknya berangkat selang waktu lima menit. Peserta melewati lapangan volly adidas Karang Panasan. Di perjalanan peserta harus melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Kakak Panitia seperti mencari Toga (tanaman obat keluarga). Di pos I, peserta diberi sedotan untuk kemudian dibangun sebuah menara setelah sampai di pos III. Peserta melanjutkan perjalanan ke pos II, di sini peserta diberi sedotan lagi. Ditengah perjalanan menuju pos selanjutnya. Di pos III, tepatnya di lapangan Prepas, seluruh peserta langsung membangun menara dari sedotan miniman setinggi mungkin. Waktunya yang disediakan hanya 15 menit. Peserta merasa dekat dan menyatu dengan saling kerjasama, juga terlatih melatih kompak. Selesai membangun menara sedotan botol seluruh peserta bergegas kembali ke sekolah. Dalam keadaan lapar dan lelah panitia menyuguhkan sebungkus sarapan pagi. Panitia dan peserta duduk bersama menghadapi karunia Tuhan berupa nasi sarapan pagi.
Secara sederhana Persami ditutup dengan upacara penutupan bertempat di aula. Diakhir acara seluruh peserta diwakili satu orang dari kelompoknya mengungkapakan kesan dan pesan selama mengikuti kegiatan Persami yang dilakukan ekstra pramuka SMAN 1 Sumenep.
Kesan dan Pesan
1. Dalam persami ini kami mendapat banyak sekali pelajaran tentang kehidupan,
diantaranya sikap menghargai orang lain
2. Kami bisa melatih kekompakan dan menikmati arti sebuah kebersamaan
3. Dan kami bisa menambah banyak teman.
Semoga kebersamaan dan kehangatan diantara kita akan terus terjalin selama-lamanya.
VIVA PRAMUKA SMANSA SUMENEP
OLEH: KELOMPOK 4
1. AGA PRAYOGIE (X-3)
2. RASMINAWATI (X-3)
3. RIA EKA RAMADANI (X-3)
4. SULTON MATIN (X-5)
5. FAIQAH ILHAMI DIZA (X-8)
Currently have 0 komentar: